Testimoni Kualitas Ajaran Inti Buddha

Awalnya skeptis karena ada anggapan bahwa agama yang lebih tua itu sudah tidak relevan lagi, namun akhirnya kami menyadari bahwa ajaran agama yang lebih muda tidak selalu lebih baik, apalagi setelah banyak bencana alam yg terjadi justru di daerah-daerah yang sok relijius - kami meyakini itu bukan sekedar cobaan tapi sudah merupakan azab / karma karena skalanya destruktif. Ajaran Buddha menjadi salah satu dari banyak agama yang akhirnya kami pelajari dan perbandingkan kualitasnya. Dianut oleh bangsa-bangsa yang terkenal nasionalis seperti Jepang, Korea, China adalah testimoni tersendiri akan kualitas ajaran spiritual dari India tersebut. Raja-raja besar terkemuka mulai dari Asoka, Mongol, Syailendra, dinasti besar di Cina tidak ragu dan tanpa paksaan menganutnya. 

Yang terpenting dari sebuah obat adalah kemanjurannya dalam mengobati dengan efek samping minimal, bukan kemasan atau mereknya. Begitu juga dengan agama, yang terpenting adalah inti ajarannya ( Core Value ) bukan berbagai atribut / ritualnya. Ajaran inti Buddha bisa menjadi obat yang cespleng ( efektif menyembuhkan ) , mudah meresap kedalam jiwa, menjernihkan hati dan pikiran tanpa membuat orang menjadi sok suci, arogan, munafik dan merasa paling benar sendiri. Untuk mereka yang sudah bosan dengan ajaran spiritual yang dianutnya - tidak ada salahnya mempelajari ajaran inti / filosofi Buddha untuk menambah ilmu dan mengurangi fanatisme agama. 





Lainnya klik https://www.merdeka.com/ireporters/gaya/5-kesalahpahaman-tentang-ajaran-buddha.html